Selasa, 20 September 2011

Dalam proses evakuasi

Dalam proses evakuasi, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Center for Orangutan Protection (COP) dari Muara Wahau, Kalimantan Timur menemukan seekor orangutan yang diduga menderita Down Syndrom, sejenis kelainan genetik yang juga bisa diderita manusia.

"Orangutan itu memiliki kepala yang relatif kecil, seperti manusia yang menderita Down Syndrome. Tangan dan kakinya juga agak bengkok tapi masih bisa berjalan. Dari perilakunya juga tampak bahwa orangutan ini lebih pasif," kata Fian Khairunisa, Area Manager COP Kalimantan Timur.

Ciri-ciri lain yang memperkuat dugaan Down Syndrome adalah bagian anteroposterior yang tampak mendatar, sela hidung pada wajah yang juga datar, mulut yang mengecil dan lidah menonjol (macroglossia) serta mata sipit dengan bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds).

"Sejauh ini masih dugaan. Kami sudah menunjukkan foto orangutan ini pada ahli primata di Perth Zoo. Harus dicek apakah benar orangutan ini menderita retardasi, tapi diduga kuat memang demikian," lanjut Fian ketika dihubungi media siang ini (19/9/2011).

Orangutan memang memiliki 97 persen DNA yang identik dengan manusia sehingga beberapa penyakit yang diderita manusia juga bisa diderita orangutan. Kasus Down Syndrome para orangutan sendiri belum pernah ditemukan, jadi penemuan ini adalah kasus pertama.

Jimmy, demikian orangutan berusia sekitar 3 tahun yang diduga menderita Down Syndrome ini disebut, kini tengah menjalani perawatan di fasilitas BKSDA di Tenggarong Kalimantan Timur. "Kami berharap ada ahli atau dokter hewan yang mau meneliti orangutan ini," pungkas Fian. Demikian catatan online SEO Penatas yang berjudul Dalam proses evakuasi.

Sabtu, 10 September 2011

Nasib kurang beruntung

Ping dari SEO Penatas untuk keyword Jasa Export Import dengan topik Nasib kurang beruntung. Nasib kurang beruntung dialami Alimuddin. Penderita tumor ganas yang menyerang wajahnya ini hingga kemarin belum mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Majene maupun Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar). Kondisi ini berbeda dengan yang dialami Jaenah yang menderita kanker payudara. Dia kini sudah mendapatkan penanganan medis berkat bantuan Pemkab Majene. Alimuddin, yang menumpang di rumah salah seorang warga Desa Deteng-Deteng, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene,ini mengaku sudah tidak punya harta benda lagi. Semua harta yang dimilikinya ludes dijual untuk membiayai pengobatannya.

Dia mengaku, telah lima kali melakukan operasi dengan biaya sendiri, tapi semuanya tak membuahkan hasil. Karena itu, saat ini dia jatuh miskin. Ironisnya, Alimuddin saat ini tak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Hingga kemarin, belum ada bantuan dari Pemkab Majene, maupun Pemprov Sulsel. Perhatian hanya datang dari Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Majene dr Aminuddin Haruna dan Kepala Puskesmas Rangas dr Wahidah.

Kedua pejabat kesehatan di Majene ini, kemarin, hanya sebatas menjenguk Alimuddin di tempat tinggalnya. Dalam kesempatan itu, Wahidah menyatakan, siap melakukan penanganan dan memberikan rujukan jika Alimuddin dibawa ke puskesmas. Sementara Aminuddin mengatakan, pihaknya hanya bisa sebatas memberikan dorongan kepada pasien dan keluarga pasien untuk mau ke pelayanan kesehatan terdekat untuk berobat.

Menurut Aminuddin, penyakit yang diderita Alimuddin cukup parah dan terjadi komplikasi sehingga harus ditangani bersama-sama tim dokter yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Namun, dia tidak berani membeberkan lebih jauh kondisi Alimuddin dengan berdalih bukan kompetensinya memberikan keterangan. “Saya dokter umum punya kemampuan terbatas, untuk mengetahui kondisi lebih jauh dari yang dialami Alimuddin. Yang bisa saya katakan bahwa dia punya hak memperoleh pelayanan kesehatan. Apalagi, dia warga miskin,” kata Aminuddin.

Dokter Residen RSUD Majene Chazairin ketika melihat foto Alimuddin menyimpulkan bahwa Alimuddin harus dirawat di Makassar. Sebab sarana medis di Kota Makassar jauh lebih lengkap dibandingkan di Majene. Sementara itu,setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene, kondisi kesehatan Jaenah mulai membaik. Ini berbeda dengan sebelum Jaenah belum dirawat di RSUD, di mana ketika itu kondisinya tampak lemah. Kemarin, Jaenah tidak lagi tampak lemah. Bahkan sesekali dia melempar senyum kepada pengunjung yang menjenguknya. Dia bahkan tampak berkomunikasi dengan petugas yang datang merawatnya.

Kendati kondisi kesehatannya membaik, Jaenah tetap akan dirujuk ke Makasar.“Dia harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap. Beginilah kondisi RSUD di daerah,” ujar Chazairin di ruang kerjanya, kemarin. Dia juga mengatakan, sebaiknya Jaenah segera dirujuk secepatnya mumpung kondisi pasien saat ini masih bagus. “Kami berharap masih bisa disembuhkan. Peluangnya besar karena saya lihat belum lengket. Tetapi, tentu yang bisa memastikan adalah melalui pemeriksaan,” tuturnya. RSUD Majene belum merujuk Jaenah ke Makassar karena pihak keluarga masih berembuk.

“Kami akan berembuk dulu, Pak. Kami kesulitan menentukan siapa yang akan mendampinginya ke Makassar. Banyak hal yang kami pikirkan terutama biaya hidup selama di Makassar. Kami juga rata-rata memiliki anak yang masih kecil,” kata keluarga pasien, JusmanY, kemarin. Demikian catatan online SEO Penatas yang berjudul Nasib kurang beruntung.

Menggugat penempatan proyek drainase

Warga Dusun Leba- Leba, Desa Tammerodo Utara, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, menggugat penempatan proyek drainase karena tidak sesuai lokasi yang dimasukkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Tahap proyek pembangunan drainase yang sudah dikerjakan, yakni penggalian saluran. Adapun lokasi pembangunan drainase ini berada di bagian selatan Dusun Leba-Leba.

Menurut mereka, seharusnya drainase diletakkan di bagian utara Dusun Leba-Leba. Apabila ditempatkan di sebelah utara desa tersebut, bisa mencegah pengikisan permukiman warga yang disebabkan air, terutama pada musim penghujan. Kendati demikian, protes sekelompok warga tersebut mendapat tentangan kelompok warga lain.

Mereka tetap mempertahankan keberadaan drainase yang sudah selesai penggaliannya itu. Mereka juga bersikukuh bahwa lokasi yang sudah digali merupakan prioritas dan diusulkan dalam musrenbang. “Justru di sinilah lokasi yang tepat dan prioritas karena sudah diusulkan dalam musrenbang,” kata Taufik, kelompok warga yang mempertahankan lokasi drainase yang sudah digali.

Pembebasan lahan

Anggota DPRD Kabupaten Tana Toraja mewacanakan pengajuan hak angket menyikapi kisruh pembebasan lahan untuk lokasi pembangunan bandara bertaraf internasional di Kecamatan Mengkendek. Wacana itu dilontarkan anggota Fraksi Demokrat DPRD Tana Toraja Andarias P Buttutasik seusai rapat paripurna laporan hasil reses anggota DPRD dari setiap daerah pemilihan (dapil) pada masa sidang kedua 2011, kemarin.

“Sudah ada beberapa anggota Dewan yang setuju menggunakan hak angket menyikapi permasalahan pembayaran ganti rugi pembebasan lahan pembangunan bandara baru,”katanya. Saat ini di DPRD Tana Toraja sudah dilakukan aksi pengumpulan tanda tangan anggota Dewan sebagai bentuk dukungan dan persetujuan dalam pengajuan hak angket. Pasalnya, pengajuan hak angket harus disetujui minimal dua pertiga dari jumlah anggota Dewan yang ada sekarang.

Wakil Ketua DPRD Tana Toraja Semuel Eban K Mundi mengakui DPRD menerima beberapa aspirasi sejumlah pihak yang merasa dirugikan dalam pembayaran ganti rugi lahan yang terkena pembebasan lahan. Aspirasi yang diterima DPRD tidak mempersoalkan pembangunan bandara, tetapi mempersoalkan pembayaran ganti rugi. “Umumnya, aspirasi yang kami terima dari pihak-pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan yang berhak menerima ganti rugi,tetapi haknya diterima pihak lain,”ujarnya.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Mayer Dengen saat rapat dengar pendapat antara Komisi I dan tim sembilan mengatakan, dana pembebasan lahan lokasi pembangunan bandara di Kecamatan Mengkendek yang ada saat ini sekitar Rp30 miliar. Dengan rincian, Rp20 miliar dari dana APBD2011danRp10miliarbantuan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. “Pekan ini akan turun lagi dana Rp7,5 miliar dari Pemprov,”tandasnya.

156 calon jamaah haji

Sebanyak 156 calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Luwu Timur (Lutim) yang masuk dalam kelompok terbang (kloter) I dijadwalkan berangkat pada 2 Oktober. Jadi pada 1 Oktober, 156 calhaj Lutim sudah harus masuk Asrama Haji Sudiang,” ungkap Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemkab Lutim Muhammad Zabur saat memimpin rapat koordinasi persiapan pemantapan panitia pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Lutim 1432 H/2011 M, di ruang rapat Bagian Kesra Sekretariat Daerah Lutim, Kamis (8/9).

Rapat tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lutim dr Mahafuddin Situdju, Kabag Kesra A Zainal Arifin, perwakilan Polres, Orari, dan pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Lutim bersama panitia pelaksana pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Lutim. Zabur mengatakan, enam armada bus telah disiapkan panitia untuk mengangkut rombongan jamaah haji Lutim ke Makassar dan satu unit truk untuk membawa barang bawaan.

Kadis Kesehatan Lutim dr Mahafuddin Situdju menyatakan, secara umum kondisi seluruh jamaah calhaj dinyatakan baik. Semua calhaj menjalani rangkaian pemeriksaan medis dan siap diberangkatkan.

Sekolah Menengah Atas

Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen Barana, Kabupaten Toraja Utara, mendapat bantuan Rp50 juta untuk pengadaan sarana dan prasarana olahraga dari PT Pertamina (Persero). Penyerahan bantuan tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kepala Sekolah SMU Kristen Barana dan perwakilan SNE dan SR Partnership Program Region Sulawesi PT Pertamina (Persero) di SMA Kristen Barana, kemarin. Kepala Sekolah SMA Kristen Barana Yusuf Pangsibidan mengatakan, bantuan peralatan olahraga yang diberikan PT Pertamina (Persero) sangat membantu siswa hidup sehat dan meningkatkan prestasi di bidang olahraga.

“Bantuan ini sangat mendukung siswa menyalurkan potensi dan bakat siswa di bidang olahraga. Bantuan ini sebagai bukti kepedulian PT Pertamina dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” ujarnya, saat konferensi pers seusai penandatanganan kerja sama denganPTPertamina(Persero). Perwakilan SNE dan SR Partnership Program Region Sulawesi PT Pertamina (Persero) Adeline Ternin mengatakan, bantuan pengadaan sarana dan prasarana olahraga merupakan salah satu program kemitraan dan bina lingkungan PT Pertamina (Persero).

Untuk mendukung program tersebut, PT Pertamina (Persero) mengalokasikan2% dari keuntungan perusahaan setiap tahun.“Ini merupakan program berkelanjutan dari SNE dan SR Partnership Program Region Sulawesi PT Pertamina (Persero),”tandasnya.

A Asfar Sapada

Anak sulung Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo A Sapada, A Asfar Sapada, 16, dianiaya seorang pria hingga terluka, Kamis (8/9). Penganiayaan ini mengakibatkan siswa kelas II SMA Negeri 2 Sengkang, itu harus dirawat di rumah sakit.Pelaku bernama A Marjang, 35, juga keluarga seorang pejabat di Wajo. Dia adik ipar Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman HM Nasir.

Penganiayaan ini mengundang kecaman karena saat memukul korban, pelaku menggunakan mobil dinas bernomor polisi DD 33 Q milik Kadis Tarkim HM Nasir. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 18.00 atau di luar jam kantor. Informasi yang dihimpun, A Marjang membuntuti dan menghadang korban di perempatan Jalan Kalimantan dan Jalan Pahlawan. Pelaku langsung memukul korban saat dia turun dari mobil dinas yang dikendarainya. Korban yang terluka dirawat di Rumah Sakit Prima Husada, Sengkang, karena mengalami luka memar di wajah dan luka gores di bawah mata.

Korban mengaku ditonjok menggunakan kunci motor oleh pelaku. Korban juga mengaku mengalami muntah-muntah setelah mendapat pukulan di bagian kepala dan telinga. Saat ditemui di rumah sakit, A Asfar menceritakan, peristiwa penganiayaan itu berawal sehabis dia bermain tenis. Saat itu teman perempuannya,A Mila, datang mengajaknya jalanjalan. Keduanya lalu berboncengan ke Lesehan Jetpur. Setelah itu,A Mila minta diantar ke rumah seorang temannya di Jalan Pahlawan.

Saat hendak pulang mengantar, saat itulah pelaku menghadang motor korban sambil mencengkeram kerah baju korban dan langsung memukulnya tanpa bertanya apa-apa. Sementara itu, paman korban, A Batara, meminta Bupati Wajo A Burhanuddin Unru menarik mobil dinas bernomor polisi DD 33 Q yang digunakan pelaku. Menurutnya,tidak sepantasnya mobil dinas dipergunakan melakukan tindakan kriminal. “Apalagi,mobil pelat merah itu digunakan orang lain yang bukan pemilik dan di luar jam kantor,”tandasnya.

Kapolsek Tempe AKP A Makmur mengatakan, pelaku sudah ditangkap dan diamankan di Polres Wajo. Pelaku terancam dijerat pasal tentang penganiayaan anak di bawah umur.“Pelaku sudah diamankan di Mapolres Wajo,” kata dia. Sekretaris Kabupaten Wajo A Witman Hamzah mengaku menyayangkan peristiwa penganiayaan tersebut, terlebih kalau mobil yang digunakan pelaku adalah mobil dinas. “Tidak seharusnya mobil dinas dipakai orang lain, apalagi di luar jam kantor,”ungkap dia.

Dana Bantuan Operasional Sekolah

Dana Bantuan Operasional Sekolah( BOS) triwulan III (Juli–September) untuk sekolah di Kabupaten Soppeng, belum dicairkan. Keterlambatan ini mengharuskan pihak sekolah mengutang. Selain mengutang, ada juga kepala sekolah (kasek) yang berinisiatif menggunakan uang pribadi untuk menutupi berbagai kebutuhan sekolah yang mendesak. Kondisi ini diakui sejumlah kepala SD dan SMP didaerah ini. “Untuk menutupi keperluan sekolah, kami harus mengutang atau memakai uang pribadi,” ungkap Kasek SDN 54 Bolo Mallimponge, Kecamatan Marioriawa, Bahkri Anggara,kemarin.

Salah satu penyebab lambatnya pencairan dana BOS ini, yakni beberapa sekolah terlambat menyetorkan laporan pertanggung jawaban penggunaan dana BOS yang diterima sebelumnya. Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Soppeng Lamang mengatakan, pencairan dana BOS itu sedang dalam perampungan administrasi sebelum disetorkan ke Dinas PPKAD Soppeng.

Andi Alifian Mallarangeng

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng dipastikan menghadiri sarasehan yang digelar pemuda Bone.Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Adnan mengatakan, Menpora beserta rombongan akan tiba di Bone, Minggu (11/9). Delapan Deputi Menpora ikut rombongan ini. Agenda yang disiapkan panitia, antara lain gerak jalan santai pada Senin (11/9) pagi. Kegiatan ini akan diikuti 1.500 kaum muda dan masyarakat dengan kategori usia maksimal 31 tahun.“Kegiatan jalan santai itu terbuka untuk umum,” katanya. Agenda utama Menpora adalah membuka perkemahan pemuda di Stadion Lapatau, Watampone. Kegiatan ini akan dirangkaikan dengan agenda lain, termasuk acara dengan keluarga besar Menpora di Bone.

Asisten II Sekretariat Daerah Bone Irwansyah mengatakan, pemerintah telah menerima kabar kedatangan Menpora itu dari panitia. “Saya sudah menerima pemberitahuan itu dari Kadispora. Beliau datang membuka kegiatan perkemahan dan sarasehan. Tidak ada agenda lain. Pemerintah setempat juga sudah siap menyambutnya. Apalagi dia orang Bone,” ujar dia. Informasi dari Humas Pemkab Bone, Menpora pada Senin (12/9) sore, akan mengunjungi Pondok Pesantren Al-Ikhlas di Kecamatan Dua Boccoe,untuk memberikan sumbangan pembangunan gedung pemuda.

Kapolres Bone AKBP Zarialdi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pengamanan kedatangan Menpora. “Seluruh kekuatan personel pengamanan yang berjumlah 100 orang disiapkan,”tandasnya.

Jumat, 09 September 2011

Daftar Isi

Berikut Daftar Isi SEO Penatas Selengkapnya: