Rabu, 06 Juni 2012

Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto

Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto, mengakui keunggulan Prabowo Subianto dalam survei Soegeng Sarjadi Syndicate. Namun, menurutnya pemilu masih 2 tahun lagi dan dinamika politik akan terus berkembang.

"Memang jika dibandingkan dengan hasil survei yang lain, harus kita akui bahwa Pak Prabowo itu cukup tinggi popularitasnya. Cuma catatan kami adalah pemilu itu masih dua tahun lagi. Dinamika politik juga tentu berkembang dengan cepat dan akan sangat bergantung pada banyak faktor," kata Bima kepada media, Rabu 6 Juni 2012.

Bima meyakini bahwa rekam jejak tokoh akan menjadi faktor yang akan cukup mempengaruhi pandangan masyarakat untuk memilihnya. Menurut Bima, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memiliki keunggulan. Terutama dalam hal pengalaman atau rekam jejak di pemerintahan. "Kami percaya bahwa Pak Hatta Rajasa kalau dibandingkan dengan tokoh yang lain punya keunggulan rekam jejak, tapi ini masih belum tersosialisasi dengan optimal saya kira," ujarnya.

Selain itu isu menyangkut integritas tokoh juga menurut Bima dapat mempengaruhi persepsi masyarakat pemilih. "Kejujuran dan ukuran integritas lainnya itu juga hal yang sangat penting," kata Bima. Saat ini, lanjut Bima, dinamika politik tersebut belum memanas. Namun pada saat menjelang Pemilu 2014 tentu akan semua tokoh akan dinilai oleh masyarakat secara keseluruhan, dari berbagai sisi. "Sekarang dinamikanya belum kelihatan, belum keluar macam-macam isu. Tapi nanti pada saatnya tiba, semua kandidat harus siap ditelanjangi," kata Bima.

Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate menyebutkan dukungan terhadap Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di posisi tertinggi di antara calon presiden lainnya untuk Pemilu 2014. Prabowo mendapat dukungan 25,8 persen dari 2.192 responden. Sementara Megawati hanya 22,4 persen.

Survei ini dilakukan di 163 kabupaten dan kota pada 33 propinsi. Artinya menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Jumlah responden 2.192. Dengan margin of error survei ini mencapai 2,09. Para responden itu berasal dari rupa-rupa latar belakang dan pekerjaan. Petani dan para buruh, para pengajar, buruh pabrik dan bangunan, pegawai negeri sipil (PNS), pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ibu rumah tangga.

0 komentar:

Posting Komentar